
Kegiatan ekstra kurikuler Seni Kaligrafi yang sudah digadang-gadang sejak beberapa bulan lalu, akhir bisa mulai berjalan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Ahad 25 Mei 2025 di salah satu ruang kelas. Meskipun dilaksanakan dihari libur sekolah, tidak menyurutkan niat sejumlah siswa peminat kaligrafi untuk hadir dan belajar dengan antusias. Ekstra Seni Kaligrafi “terpaksa” dilaksanakan di hari libur untuk menyesuaikan jadwal coach M Alwi yang terbilang padat.
Di hari pertama belajar, siswa diperlihat beberapa karya yang akan menjadi patron dalam membuat karya kaligrafi. Siswa juga diperkenalkan beberapa peralatan tempur seperti jenis kuas dan tinta yang lazim digunakan serta gaya tulisan yang akan mereka pelajari yaitu Naskhi. Tanpa banyak ceramah, coach Alwi mengajak siswa untuk praktek bagaimana menggunakan alat tulis kaligrafi dengan benar, sembari dibimbing aturan penulisan setiap hurufnya.

“Salah satu jenis kuas yang sering dipakai itu dibuat dari batang pakis, nantinya kalian bisa buat sendiri” ujar Alwi sambil memperlihat belasan kuas yang sering ia gunakan dalam proyek-proyek kaligrafi.

Dalam catatan, Seni kaligrafi Arab, atau yang lebih dikenal dengan sebutan khat, memiliki sejarah panjang dan kaya, terutama dalam konteks penulisan Al-Qur’an. Perkembangannya sangat erat kaitannya dengan penyebaran Islam dan kebutuhan untuk mencatat serta menyebarkan wahyu ilahi secara akurat dan indah. Pada masa Dinasti Umayyah (661-750 M) di Damaskus, seni kaligrafi mulai berkembang lebih pesat. Pada era Dinasti Abbasiyah (750-1258 M) di Baghdad sering disebut sebagai “era keemasan” kaligrafi Islam. Pada periode ini, kaidah-kaidah kaligrafi mulai distandardisasi dan disempurnakan. Tokoh-tokoh besar seperti Ibnu Muqlah dan Ibnu al-Bawwab berperan penting dalam meletakkan dasar-dasar proporsi huruf yang harmonis dan elegan, terutama untuk gaya Naskhi. Mereka mengembangkan sistem yang mengatur tinggi, lebar, dan kemiringan huruf, sehingga kaligrafi menjadi lebih teratur dan indah. Ini menjadi fondasi bagi gaya-gaya kaligrafi yang akan berkembang di kemudian hari.
Sesuai rencana, kegiatan ekstra Seni Kaligrafi ini akan dilaksanakan dua kali setiap pekannya. Harapannya, potensi dan minat siswa-siswa bidang ini dapat diakomodir dan difasilitasi oleh sekolah. (hil)



